Mengenal Standar OHSAS dalam Konstruksi

Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) di industri konstruksi merupakan hal yang sangat penting, mengingat tingginya risiko yang terlibat dalam sektor ini. Setiap tahapan dalam proses konstruksi, baik dari penggunaan alat berat, pekerjaan di ketinggian, hingga penanganan material berbahaya, memiliki potensi bahaya yang tinggi. Oleh karena itu, penerapan standar keselamatan yang komprehensif menjadi suatu keharusan. Salah satu standar yang sangat relevan dalam hal ini adalah OHSAS (Occupational Health and Safety Assessment Series).

Standar OHSAS dirancang untuk membantu perusahaan dalam mengelola risiko keselamatan kerja dan menjaga kesehatan pekerja di lingkungan kerja. Pada artikel ini, kita akan membahas lebih lanjut mengenai OHSAS dalam konstruksi, bagaimana standar ini diterapkan, serta manfaatnya bagi perusahaan dan pekerja.

1. Apa Itu OHSAS?

OHSAS adalah serangkaian standar yang memberikan pedoman kepada organisasi untuk menerapkan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja. Salah satu standar yang paling banyak dikenal dan digunakan di seluruh dunia adalah OHSAS 18001. Standar ini membantu perusahaan dalam mengidentifikasi dan mengelola risiko K3, memastikan bahwa mereka mematuhi peraturan yang berlaku, serta menciptakan lingkungan kerja yang lebih aman bagi pekerja.

OHSAS 18001, yang kemudian digantikan oleh ISO 45001 pada tahun 2018, merupakan standar internasional yang dirancang khusus untuk mengelola aspek keselamatan dan kesehatan kerja dalam berbagai jenis industri, termasuk konstruksi. ISO 45001 membawa banyak prinsip dari OHSAS 18001, namun lebih memperkuat pendekatan yang berbasis risiko dan lebih berfokus pada kesejahteraan pekerja.

2. Penerapan OHSAS di Industri Konstruksi

Industri konstruksi adalah salah satu sektor yang paling membutuhkan penerapan standar keselamatan seperti OHSAS. Dengan risiko tinggi yang dihadapi oleh pekerja konstruksi, mulai dari kecelakaan akibat jatuh dari ketinggian, cedera karena peralatan berat, hingga paparan terhadap material berbahaya, penting untuk memiliki sistem manajemen keselamatan yang solid.

a. Identifikasi dan Penilaian Risiko

Salah satu elemen utama dalam OHSAS adalah identifikasi dan penilaian risiko. Di industri konstruksi, ini mencakup peninjauan menyeluruh terhadap setiap tahapan proyek, dari perencanaan hingga pelaksanaan. Setiap potensi bahaya harus diidentifikasi, dan perusahaan harus menilai tingkat risiko yang ditimbulkannya terhadap pekerja dan lingkungan.

Sebagai contoh, jika proyek melibatkan pekerjaan di ketinggian, perusahaan perlu menilai risiko jatuh dan kemudian menetapkan langkah-langkah pencegahan seperti penggunaan alat pelindung diri (APD) yang sesuai, pemasangan jaring pengaman, dan pelatihan keselamatan kerja.

b. Pengembangan Kebijakan K3

OHSAS juga mewajibkan setiap perusahaan untuk memiliki kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja yang jelas. Kebijakan ini harus mencakup komitmen untuk mematuhi peraturan perundang-undangan yang berlaku serta upaya untuk terus meningkatkan kinerja K3. Dalam industri konstruksi, kebijakan ini bisa mencakup berbagai aspek seperti penggunaan peralatan yang aman, pelatihan keselamatan, dan prosedur tanggap darurat.

Kebijakan ini tidak hanya berlaku di tingkat manajemen, tetapi juga harus diimplementasikan di seluruh tingkatan pekerja, termasuk subkontraktor. Semua pihak yang terlibat dalam proyek konstruksi harus memahami dan mengikuti kebijakan tersebut.

c. Pengendalian Operasional

Dalam industri konstruksi, penerapan OHSAS menuntut adanya pengendalian operasional yang ketat. Ini berarti setiap proses yang berpotensi menimbulkan bahaya harus dikendalikan melalui prosedur yang tepat. Misalnya, sebelum memulai pekerjaan di lokasi konstruksi, pengawas K3 harus memastikan bahwa seluruh pekerja menggunakan APD yang sesuai, seperti helm, sarung tangan, dan sepatu keselamatan.

Selain itu, pengendalian operasional juga mencakup penggunaan alat berat. Semua operator alat berat harus memiliki lisensi yang sesuai dan telah menjalani pelatihan yang diperlukan. Setiap alat juga harus diperiksa secara rutin untuk memastikan bahwa mereka dalam kondisi kerja yang baik.

d. Pelatihan dan Kesadaran

Salah satu elemen penting dalam standar OHSAS adalah pelatihan dan peningkatan kesadaran terkait keselamatan kerja. Dalam konteks konstruksi, setiap pekerja harus mendapatkan pelatihan K3 yang sesuai dengan tugas dan tanggung jawab mereka. Pelatihan ini dapat mencakup cara menggunakan alat dengan aman, prosedur evakuasi darurat, serta cara melaporkan potensi bahaya atau kecelakaan kerja.

Dengan pelatihan yang tepat, pekerja tidak hanya mengetahui cara melindungi diri mereka sendiri, tetapi juga mampu mengenali situasi yang berpotensi berbahaya dan mengambil tindakan pencegahan yang sesuai.

e. Audit dan Tinjauan Manajemen

OHSAS mengharuskan perusahaan untuk melakukan audit internal secara berkala untuk memastikan bahwa sistem manajemen K3 yang diterapkan berfungsi dengan baik. Audit ini mencakup peninjauan terhadap kebijakan keselamatan, prosedur operasional, serta tindakan pencegahan yang telah diterapkan.

Setelah audit, manajemen perlu melakukan tinjauan terhadap hasilnya dan membuat rencana aksi untuk meningkatkan kinerja K3 di masa mendatang. Dalam industri konstruksi, hal ini sangat penting karena kondisi proyek dapat berubah seiring waktu, sehingga manajemen harus terus menyesuaikan prosedur keselamatan yang diterapkan.

3. Manfaat Penerapan OHSAS dalam Konstruksi

Penerapan OHSAS atau sistem manajemen K3 berdasarkan standar ini memberikan banyak manfaat bagi perusahaan konstruksi. Beberapa manfaat utama dari penerapan OHSAS di industri konstruksi adalah sebagai berikut:

a. Mengurangi Risiko Kecelakaan Kerja

Dengan menerapkan OHSAS, perusahaan dapat mengurangi risiko kecelakaan kerja secara signifikan. Sistem ini membantu mengidentifikasi potensi bahaya dan menempatkan langkah-langkah pencegahan yang tepat, sehingga dapat mencegah kecelakaan atau insiden di lokasi proyek.

b. Meningkatkan Produktivitas

Lingkungan kerja yang aman dan sehat akan mendorong pekerja untuk bekerja lebih efektif dan efisien. Dengan adanya standar keselamatan yang jelas, pekerja tidak perlu khawatir tentang risiko kecelakaan, sehingga mereka dapat fokus pada pekerjaan mereka dengan lebih baik. Produktivitas yang lebih tinggi juga dapat dihasilkan dari waktu yang lebih sedikit dihabiskan untuk menangani insiden atau kecelakaan kerja.

c. Mematuhi Peraturan dan Hukum

Di banyak negara, penerapan standar keselamatan kerja yang memadai adalah suatu keharusan berdasarkan undang-undang. Dengan menerapkan OHSAS, perusahaan memastikan bahwa mereka mematuhi semua peraturan K3 yang berlaku. Hal ini membantu perusahaan untuk menghindari denda atau sanksi hukum yang mungkin timbul akibat pelanggaran peraturan keselamatan.

d. Meningkatkan Reputasi Perusahaan

Perusahaan yang memiliki reputasi sebagai perusahaan yang peduli terhadap keselamatan kerja akan lebih dihormati di pasar. Penerapan OHSAS dapat meningkatkan kepercayaan klien dan mitra bisnis terhadap perusahaan, karena menunjukkan bahwa perusahaan memiliki komitmen untuk menjaga keselamatan pekerja dan meminimalkan risiko.

e. Meningkatkan Kesejahteraan Pekerja

Selain mengurangi risiko kecelakaan, penerapan OHSAS juga berfokus pada kesehatan jangka panjang pekerja. Lingkungan kerja yang lebih aman akan berdampak pada kesejahteraan fisik dan mental pekerja, mengurangi stres dan kelelahan akibat kondisi kerja yang berbahaya.

4. Peralihan dari OHSAS 18001 ke ISO 45001

Pada tahun 2018, ISO 45001 diluncurkan untuk menggantikan OHSAS 18001 sebagai standar internasional untuk sistem manajemen K3. Meskipun banyak prinsip dasar yang diambil dari OHSAS 18001, ISO 45001 memperkenalkan pendekatan yang lebih terintegrasi dan berbasis risiko. Standar ini juga lebih berfokus pada keterlibatan manajemen puncak dalam penerapan K3 serta kesejahteraan pekerja secara keseluruhan.

Bagi perusahaan konstruksi yang sebelumnya telah menggunakan OHSAS 18001, peralihan ke ISO 45001 mungkin memerlukan beberapa penyesuaian, tetapi pada dasarnya akan memperkuat upaya mereka dalam menjaga keselamatan dan kesehatan kerja.

Penutup

Penerapan standar OHSAS dalam industri konstruksi sangat penting untuk memastikan keselamatan dan kesehatan para pekerja di lingkungan kerja yang penuh risiko. Dengan sistem manajemen K3 yang solid, perusahaan dapat mengurangi risiko kecelakaan kerja, meningkatkan produktivitas, dan menjaga kepatuhan terhadap peraturan yang berlaku. Meskipun OHSAS 18001 telah digantikan oleh ISO 45001, prinsip-prinsip dasar dari standar ini tetap relevan dan memberikan manfaat besar bagi perusahaan yang menerapkannya.

Lingkungan kerja yang lebih aman dan sehat tidak hanya melindungi pekerja, tetapi juga meningkatkan reputasi dan keberlanjutan bisnis dalam jangka panjang.