Biaya konstruksi adalah jumlah uang yang diperlukan untuk melaksanakan suatu pekerjaan konstruksi, baik itu pembangunan, perbaikan, atau renovasi. Biaya konstruksi dapat dibagi menjadi beberapa komponen, seperti biaya material, biaya peralatan, biaya tenaga kerja, biaya overhead, dan biaya tak terduga. Menghitung biaya konstruksi dengan tepat dan akurat adalah salah satu kunci kesuksesan proyek konstruksi, karena dapat membantu dalam perencanaan, penganggaran, pengendalian, dan evaluasi proyek.
Ada beberapa metode yang dapat digunakan untuk menghitung biaya konstruksi, seperti metode SNI, metode BOW, metode kontraktor, dan metode lainnya. Namun, secara umum, langkah-langkah dalam menghitung biaya konstruksi adalah sebagai berikut:
1. Mengamati dan mempelajari gambar rencana / bestek
Seorang estimator harus bisa memahami dan membaca gambar perencanaan agar nantinya bisa menghitung volume masing-masing pekerjaan. Gambar perencanaan biasanya terdiri dari gambar situasi, gambar denah, gambar tampak, gambar potongan, gambar detail, dan gambar struktur. Gambar perencanaan juga harus dilengkapi dengan spesifikasi teknis, standar, dan persyaratan yang berlaku.
2. Rencana Kerja dan Syarat (RKS)
Rencana Kerja dan Syarat (RKS) adalah dokumen yang berisi uraian pekerjaan, syarat-syarat teknis, syarat-syarat administrasi, dan syarat-syarat lainnya yang harus dipenuhi oleh kontraktor dalam melaksanakan pekerjaan konstruksi. RKS biasanya disusun oleh pemilik proyek atau konsultan perencana, dan menjadi acuan bagi kontraktor dalam membuat penawaran. RKS juga dapat digunakan sebagai alat pengawasan dan pengendalian kualitas pekerjaan konstruksi.
3. Analisa Harga Satuan Kegiatan
Analisa Harga Satuan Kegiatan (AHSK) adalah proses menghitung harga satuan dari setiap kegiatan atau item pekerjaan konstruksi. AHSK terdiri dari beberapa unsur, seperti material, peralatan, tenaga kerja, dan overhead. AHSK dapat disusun berdasarkan data-data yang tersedia, seperti data pasar, data historis, data proyek sejenis, atau data lainnya. AHSK juga harus disesuaikan dengan kondisi lapangan, lokasi, waktu, dan ketersediaan sumber daya.
4. Menghitung Volume Pekerjaan
Menghitung volume pekerjaan adalah proses menghitung jumlah atau kuantitas dari setiap kegiatan atau item pekerjaan konstruksi. Volume pekerjaan dapat dihitung berdasarkan gambar perencanaan, spesifikasi teknis, standar, dan persyaratan yang berlaku. Volume pekerjaan dapat dihitung dengan menggunakan rumus-rumus geometri, seperti panjang x lebar x tinggi, luas alas x tinggi, phi x jari-jari x tinggi, dan lain-lain.
5. Menghitung Biaya Pekerjaan
Menghitung biaya pekerjaan adalah proses menghitung jumlah uang yang diperlukan untuk melaksanakan setiap kegiatan atau item pekerjaan konstruksi. Biaya pekerjaan dapat dihitung dengan cara mengalikan harga satuan dengan volume pekerjaan. Biaya pekerjaan juga harus memperhitungkan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi biaya, seperti inflasi, pajak, bunga, risiko, dan lain-lain.
6. Menyusun Rencana Anggaran Biaya (RAB)
Menyusun Rencana Anggaran Biaya (RAB) adalah proses menyajikan hasil perhitungan biaya pekerjaan dalam bentuk tabel atau daftar yang rapi dan sistematis. RAB biasanya terdiri dari beberapa bagian, seperti ringkasan biaya, analisa harga satuan, daftar kuantitas, daftar harga, dan lain-lain. RAB juga harus dilengkapi dengan penjelasan, asumsi, catatan, dan lampiran yang relevan. RAB dapat digunakan sebagai dasar untuk membuat penawaran, kontrak, dan laporan keuangan proyek.
Referensi
- Jasa Kontraktor – Menghitung Estimasi Biaya Proyek Konstruksi – Bosspanel®
- Estimasi Biaya Konstruksi: Cara Menghitung dan Jenisnya – Indosteger
- Perhitungan Biaya Bangun Rumah Per Meter 2023 dan Contohnya
- Cara Menghitung RAB Bangunan untuk Membangun Kost – Rukita
- Perhitungan Biaya Bangun Rumah Per Meter 2023 dan Contohnya
- RAB: Fungsi, Metode Penghitungan dan Cara Membuatnya – Bee.id
- Rahasia Bangun Rumah Bisa Hemat
- Estimasi Biaya Konstruksi